Ekonomi

Jika Pandemi Tidak Berakhir, Ini Bahaya yang Terjadi Pada Perekonomian Indonesia

Indonesia memiliki mimpi ingin menjadi negara makmur di tahun 2045 mendatang. Namun jika pandemi corona masih terus berlanjut maka cita-cita mulia ini akan terancam. Pasalnya, banyak hal negative yang berdampak pada perekonomian Indonesia. 

Suharso Monoarfa selaku Menteri BPN/Kepala Bappenas menyatakan bahwa setelah 100 tahun merdeka Indonesia ingin menjadi negara yang memiliki PDB tinggi di dunia yaitu sebesar US$ 23.199 triliun. Oleh karena itu, Indonesia harus dapat keluar dari pendapatan menengah.

Namun, melihat  kondisi ekonomi tahun 2020 hingga 2021 mengalami kontraksi yang tak sedikit. Sehingga jika covid-19 masih mewabah di negara ini akan sulit tercapai apa yang dicita-citakan. Selama pandemi menurut perhitungan Bappenas telah terjadi kehilangan ataupun penurunan daya beli masyarakat sebesar Rp 374,4 triliun. Perhitungan ini bertumpu pada masyarakat yang jam kerjanya di bidang pariwisata dan industri hilang dengan utlisasi sebesar 50%.

Kebijakan biasa tak lagi mampu membuat Indonesia keluar dari kondisi ekonomi memprihatinkan. Maka, dibutuhkan transformasi ekonomi jangka menengah dan jangka panjang. Seperti produktivitas modal dan produksi yang harus ditingkatkan serta produktivitas tenaga kerja. 

Jika pertumbuhan ekonomi setelah ini masih berada di rentang 5% maka sulit sekali untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Setidaknya perekonomian harus terus meningkat setiap tahunnya sekitar 6% – 7% yang akan terbantu dengan adanya transformasi ekonomi. 

Daftar Konten

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Kedua Tahun 2021

Pemulihan ekonomi sangat diharapkan terjadi di tahun 2021 kuartal kedua. Namun, masalah ekonomi belum sepenuhnya hilang sebab ada persoalan yang kini dikhawatirkan pemerintah.  Apalagi masih ada kasus corona yang juga belum dapat dikendalikan. 

Jika terjadi lonjakan lagi, maka yang bisa dilakukan pemerintah adalah membatasi aktivitas lebih ketat lagi. Sekarang ini di kuartal kedua pertumbuhan ekonomi berada pada kisaran 7,1% – 8,3%. Bulan Juni saja kasus melonjak drastis seperti tanggal 13 Juni 2021 tercatat angka positif bertambah 9.868 kasus. Merupakan angka tertinggi selama tahun 2021 dan tanggal 14 Juni 2021 sudah meningkat lagi. 

Ekonomi Amerika Serikat Berhasil Pulih, Indonesia Siaga

Ekonomi Amerika Serikat perlahan sudah kembali membaik. Berkaitan dengan hal ini disebutkan oleh Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia bahwa Indonesia sudah harus siapa dan mulai mengatur strategi. 

Pemulihan ekonomi Amerika Serikat memang terjadi lebih cepat membuat banyak modal asing keluar di negara berkembang, tak terkecuali Indonesia. Bukti cepatnya  ekonomi AS yang membaik dapat dilihat dari inflasi Amerika Serikat yang lebih besar dari jumlah target 2%. Sedangkan pada Mei lalu posisi inflasi masih berada di titik 5%. 

Pastinya rambatan ini berdampak pada perekonomian domestik. Bahkan juga bisa menurunkan daya dukung investor global terhadap pembiayaan fiskal melalui SBN, seperti yang disampaikan Sri Mulyani. 

Baca juga:   Tertarik Kuliah di Jurusan Ekonomi Pembangunan, Ini Beberapa Mata Kuliah yang Akan Dipelajari

Lanjut Menteri Keuangan bahwa penyesuaian imbal hasil SBN yang dilakukan untuk perlindungan daya tukar SBN serta nilai tukar rupiah. Selain itu, penyesuaian ini  membuat terjadinya penurunan minat bank untuk menyalurkan kredit yang dibutuhkan untuk pemulihan ekonomi. 

Perlu diketahui bahwa tidak selamanya pemerintah dapat berharap serta bergantung pada daya beli oleh bank Indonesia. Hal ini tentu sangat mengkhawatirkan, apalagi di Amerika Serikat sejak pekan lalu diklaim terjadi penurunan pengangguran. 

Nah, klaim pengangguran AS ini menurut Sri Mulyani berpotensi meningkatkan upah. Hal ini disebabkan banyak perusahaan berlomba memperoleh tenaga kerja. Meskipun begitu, inflasi AS bisa terjadi di periode berikutnya jika upah dinaikkan. 

Jika Covid-19 Tak Terkendali Maka Ekonomi Indonesia Sulit Positif

Penetapan wilayah untuk dilakukan lockdown sekarang ini bukan disesuaikan dengan kondisi ekonomi, melainkan berdasarkan perkembangan covi-19 itu sendiri. Padahal perkembangan ekonomi tergantung penanganan pandemi.

Sehingga jika pandemi tak dapat dikendalikan tentu sulit sekali melihat kondisi ekonomi Indonesia berubah ke positif. Seperti yang diketahui sekarang ini kondisi ekonomi masih berada di rentang negative. Maka, penting sekali hal ini diperhatikan kembali oleh pemerintah.

Ekonomi Tahun 2021 Masih Berada di Level Terendah

Pandemi corona tidak hanya membuat perekonomian Indonesia masuk ke jurang resesi tetapi juga jatuh ke level terendah. Sesuai yang disampaikan oleh Yusuf Rendy Manilet yang merupakan seorang Ekonom dari Center of Reform on Economic. Dia menyampaikan bahwa kontraksi ekonomi dialami Indonesia sejak 2020 kemarin sampai -2%. Ini merupakan paling rendah selama 20 tahun terakhir. 

Baca juga:   Tren Digital Marketing yang Harus Kamu Tahu untuk Kemajuan Bisnismu

Adanya corona membuat jumlah pengangguran di Indonesia semakin meningkat. Hal ini salah satunya disebabkan oleh terbatasnya aktivitas perekonomian. Maka, sejauh ini dampak negative corona di bidang perekonomian sangat terasa. Sejak awal ditetapkan lockdown ataupun isolasi, berbagai bidang kehidupan mengalami perubahan. 

Melonjaknya Angka Kemiskinan

Meningkatkan pengangguran pastinya berdampak pada penghasilan masyarakat yang juga ikut menurun. Ketika keuangan tidak mendukung mengakibatkan jumlah masyarakat miskin ikut meningkat. Padahal sebelum corona masuk ke Indonesia saja angka kemiskinan di Indonesia memang sudah banyak jumlahnya. Sehingga sejak terkena wabah corona bukan tak mungkin bertambah miskin lagi. 

Mengingat Indonesia memiliki cita-cita menjadi negara maju, tahun ini target tersebut menjadi lebih menantang. Sebab untuk maju dan makmur, setidaknya perekonomian harus mengalami pertumbuhan ke arah positif. Sedangkan sekarang ini masih terdata negative, maka pemerintah perlu berupaya lagi bagaimana memulihkan perekonomian Indonesia. 

Virus corona  tidak seperti virus pada umumnya. Sebab dampak yang dirasakan hampir pada semua lini kehidupan. Tidak hanya kesehatan, tetapi juga pendidikan, olahraga, sektor industri hingga pariwisata. Maka, tidak heran mengapa mudah sekali terjadi peningkatan masyarakat miskin. 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Back to top button