Ekonomi

Waspadai Dampak Negatif Pertumbuhan Ekonomi RI Jika Ledakan Covid-19 Belum Berhenti

Ledakan covid-19 masih terjadi pada kuartal kedua tahun ini, tentunya akan membawa pengaruh buruk dalam dunia perekonomian jika terus berlanjut. Seperti yang diketahui tidak lama lagi akan masuk kuartal ketiga, bahkan Sri Mulyani selaku Menteri Keuangan pun mewaspadai hal ini. 

Sebenarnya, pemerintah sudah memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi akan lebih baik pada kuartal kedua tahun 2021 sebesar 7 persen, diharapkan akan terus berlanjut hingga kuartal keempat. Tetapi yang terjadi adalah dampak ledakan covid-19 menyebabkan pertumbuhan ekonomi selama kuartal kedua diperkirakan lebih rendah dari target. 

Saat ada lonjakan kasus, pasti langsung berpengaruh pada bidang ekonomi. Sehingga mau tidak mau pertumbuhan ekonomi menurun ataupun belum mencapai target pemerintah yang sebesar 7 persen itu. Maka, jika pandemi covid-19 masih menginfeksi banyak masyarakat bukan tidak mungkin kembali terjadinya kontraksi  pertumbuhan ekonomi. 

Oleh sebab itu, sangat penting bagi pemerintah melakukan evaluasi kembali atas berbagai kebijakan terutama yang berhubungan dengan mobilitas masyarakat. Berkaitan dengan hal ini juga, mobilitas masyarakat selama periode Ramadhan dan Idul Fitri untuk ruang terbuka umum meningkat tajam, bahkan lebih tinggi dibandingkan sebelum adanya pandemi corona. Begitu juga dengan pusat perbelanjaan, museum hingga taman hiburan  mobilitas masyarakat sudah kembali ke posisi sebelum Indonesia dijangkiti covid-19. Maka, kontrol ruang publik perlu ditingkatkan  dan dievaluasi kembali. 

Jika dilihat secara global, lonjakan covid-19 sudah terjadi di beberapa negara seperti Vietnam, Malaysia, Singapura hingga Thailand yang disebabkan oleh ledakan kasus di India. Sedangkan di Indonesia selain karena adanya pengaruh global juga disebabkan oleh mobilitas masyarakat, seperti yang disampaikan Menteri Keuangan. 

Lonjakan yang terjadi cukup besar, bulan Juni yang merupakan bulan akhir triwulan kedua harus diwaspadai. Kenaikan kasus tentu saja akan berpengaruh pada penilaian stabilitas ekonomi triwulan. 

Pemulihan ekonomi di Indonesia terlihat saat covid-19 dapat ditangani dengan baik. Seperti ketika terjadi lonjakan kasus setelah libur natal dan tahun baru, dan pemerintah langsung melakukan penanganan covid-19 lebih ketat. Hal ini mengakibatkan  jumlah kasus turun perlahan. Berbagai stimulus juga diberikan hingga menghidupkan kembali ekonomi masyarakat. 

Ini bisa diketahui dari terjadinya peningkatan aktivitas ekonomi masyarakat di bulan April dan Mei dimana indeks penjualan ritel meningkat, indeks keyakinan masyarakat juga serta penjualan mobil pun meningkat. Jadi, jika covid-19 bisa ditangani dengan baik maka aktivitas ekonomi perlahan bisa pulih kembali. 

Baca juga:   Waspadai Dampak Negatif Pertumbuhan Ekonomi RI Jika Ledakan Covid-19 Belum Berhenti

Dampak Covid-19 Membuat 22 Negara Mengalami Resesi Ekonomi

Pandemi covid-19 mengancam semua bidang kehidupan, salah satunya bidang ekonomi. Hal ini diketahui dari adanya kontraksi yang cukup dalam  pada pertumbuhan ekonomi.  Hingga sekarang sudah ada 22 negara yang mengalami resesi. Disebut resesi jika pertumbuhan perekonomian sebuah negara menurun ataupun negative secara berturut-turut selama dua kuartal. 

1. Malaysia

Malaysia juga mengalami resesi teknikal seperti Indonesia. Bahkan dikutip dari Trading Economics, pada triwulan kedua 2020 tercatat ekonomi -16,5%(QTQ) sedangkan sebelumnya di kuartal 1 tercatat -2%. Sementara itu, jika dilihat dari basis tahunan (YoY) mencapai -17,1%. Tetapi saat itu di kuartal satu masih positif 0,7%. Konsumsi rumah tangga pun merosot sampai 18,5% sedangkan investasi turun 28,9%. 

Proses impor maupun ekspor di Malaysia juga menurun tajam. Jasa produksi hingga manufaktur sempat mengalami kontraksi bahkan bidang pertambangan hingga konstruksi ikut menurun. 

2. Singapura

Secara basis kuartalan (QtQ), ekonomi Singapura juga mengalami penurunan sebesar 42,9% pada kuartal kedua dibandingkan kuartal sebelumnya. Sedangkan jika dilihat secara tahunan, penyusutan terjadi hingga 13,2% yang berakhir di 30 Juni. 

Pertumbuhan ekonomi pun sudah direvisi dimana tahun 2020 terjadi kontraksi sekitar 5% sampai 7%. Sedangkan pada bulan Mei lalu, diperkirakan terjadinya penyusutan PDB antara 4% sampai 7%. 

Baca juga:   Terapkan 7 Trik Berikut untuk Belanja Hemat Selama Pandemi Covid-19

3. Filipina

Selama 29 tahun terakhir, ini pertama kalinya Filipina mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi. Selama Kuartal kedua jika dilihat secara tahunan PDB Filipina sebesar -16,6%. Sedangkan di kuartal pertama tahun lalu secara tahunan sebesar -0,7%. 

Meskipu begitu, jika dilihat secara kuartalan bulan April sampai Juni sebesar -15,2%. Sedangkan kuartal pertama sebelumnya perekonomian juga mengalami penuruan hingga 5,1%. 

4. Jepang

Jepang dikenal memiliki perekonomian yang baik dengan masyarakat yang makmur, tetapi pandemi covid-19 berhasil membuat perekonomian Jepang mengalami resesi. Penyusutan terjadi di kuartal pertama jika dilihat secara tahunan sebesar 27,8%. Sedangkan kuartal kedua terjadi kontraksi sebesar -7,82% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Jadi, kontraksi terjadi lebih dalam pada kuartal sebelumnya sebesar -0,62% dan ini paling parah. 

5. Polandia 

Resesi teknikal juga terjadi di Polandia, dimana negara ini sudah mengalami teknikal sejak akhir era komunis sejak lebih dari 3 dekade lalu. Pandemi covid-19 yang berlangsung lama ini pun mempengaruhi pertumbuhan ekonomi sehingga terjadinya resesi teknikal.

Terjadinya penyusutan pada kuartal kedua tahun 2020 yang menyusut sebesar 8,9% secara kuartalan. Padahal sebelumnya tahun 2020 di kuartal pertama perekonomian Polandia negative -0,4%. Sedangkan kuartal kedua tahun 2020 negatif -8,2% dimana sebelumnya mengalami peningkatan sebesar 2% di kuartal pertama. 

6. Skotlandia 

Merupakan negara yang baru saja mengalami resesi ekonomi, dimana terjadi kontraksi 19,6% pada kuartal kedua tahun 2020 yang sebelumnya terjadi penurunan sebesar 2,5% pada kuartal pertama. Masuknya Skotlandia sebagai salah satu negara yang terjadi resesi ekonomi. 

Dampak covid-19 tidak main-main apalagi bukan hanya menyebabkan masalah pada satu bidang saja. Selain  ekonomi, pengaruh covid-19 juga dirasakan di bidang pendidikan, kesehsatan bahkan olahraga. 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Back to top button